Buscar

Kamis, 29 Maret 2012

Pemerintah Indonesia Tidak Lebih Sebagai Sebuah Rezim Pendusta. Kenapa?

Pemerintah Indonesia tidak lebih sebagai sebuah rezim pendusta. Kenapa? - Ketua DPP HTI Ustadz Rahmat Kurnia mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa Pemerintah Indonesia tidak lebih sebagai sebuah rezim pendusta. Kenapa? Karena mereka yang menyerukan agar masyarakat taat konstitusi tapi mereka pula yang melanggar konstitusi.



"Dalam UU APBN Pasal 7 dikatakan di tahun 2012 tidak boleh ada kenaikan BBM, namun demi kepentingan bos-bos rezim pendusta di luar negeri yakni Negara kafir imperialis, maka akan dilakukan rapat paripurna untuk mengubah UU ini agar dibolehkannya kenaikan harga BBM," tegas Ketua DPP HTI Ustadz Rahmat Kurnian dihadapan 5000 massa HTI yang memadati Istana Merdeka.

Hal senada juga dikatakan Ustadz Ir. Yahya Abdurahman, dalam orasinya ia menuding Rezim SBY sebagai rezim boneka yang berdiri untuk melayani kepentingan asing ketimbang rakyatnya sendiri.

"Siapakah dalang dibalik kenaikan harga BBM ini? Tidak lain Negara kafir karena pertamina hanya menguasai 8,8% dari 275 wilayah konsensi migas dan sisanya dikuasai oleh asing," tandasnya.

Tidak saja di sektor hulu, di sektor hilir pun pemerintah melakukan liberalisasi. Hal ini diakui sendiri oleh Mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro bahwa kebijakan liberalisasi migas telah membuka peluang swasta untuk masuk mengelola sumber daya miliki negara.

"Kenapa semua keanehan ini terjadi? Tidak lain sebagai buah dari kebijakan rezim boneka?" sambung Ustadz Ir. Yahya Abdurrahman."Boneka.. boneka.. boneka..," pekik ribuan demonstran.

"Inilah karakter munafik yang dijelaskan dalam Al Qur'an dan kita harus meneruskan perjuangan melawan kezhaliman ini," pungkasnya.

sumber 

Laksa Berita 29 Mar, 2012


-
Source: http://www.laksanaberita.info/2012/03/pemerintah-indonesia-tidak-lebih.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini

iklan

 
Lihat yang Belum Dilihat | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger